Strategi Mengubah Tesis/Disertasi ke Buku

Bagi mahasiswa S1, S2 atau bahkan S3, tentunya Anda semua mempunyai tugas akhir atau final project untuk S1 misalnya. Tugas tersebut setelah disusun menjadi sebuah skripsi atau tesis dapat dikonversi menjadi sebuah buku yang menarik, bernilai akademis dan juga dapat bernilai ekonomi tinggi dalam apa jua tujuan yang ingin dicapai.

Antara tujuan mengapa tesis atau disertasi perlu dikonversi ke buku adalah untuk menambah kum kenaikan pangkat atau jabatan fungsional bagi akademisi yang bergelar dosen, ingin mendapatkan nilai jual di pasaran dari karya yang dihasilkan, atau sekedar menambah kepuasan pribadi dimana hasil karya terbaik dapat didokumentasikan dengan kredibel. Nah, persoalannya, bagaimana mengubah tesis atau disertasi tersebut ke sebuah buku bernilai tinggi?

GPS Meteorology: Concept & Applications
Sebelum itu, ada baiknya pembaca perlu mengetahui perbedaan antara skripsi, tesis dan disertasi. Meskipun ketiga-ketiganya mengandung unsur-unsur karya ilmiah, tetapi kedalaman analisa, cakupan materi dan aplikasinya tentu berbeda. Secara umum, skripsi merupakan karya tulis terdokumentasi dari hasil penelitian dan/atau percobaan yang disusun untuk memperoleh gelar kesarjanaan strata satu (S1). Tesis adalah karya ilmiah yang disusun berdasarkan hasil penelitian empiris untuk dijadikan bahan kajian akademis dan ini merupakan tugas akhir jenjang pendidikan magister (S2). Sedangkan disertasi adalah karya ilmiah yang disyaratkan untuk jenjang pendidikan S3 yang berupaya menciptakan atau menemukan ‘sesuatu’ yang baru disertai deskripsi diskusi dan analisis yang lengkap dan dalam. Sesuatu yang baru itu dapat berupa konsep (formula), metode, algoritma, data, sistem atau aplikasi, dan semuanya disusun mengikuti metode ilmiah. Jadi, aspek kualitatif dan kuantitatif dalam hal bobot penelitian, ketajaman analisis dan jumlah rumusan masalah serta kemandirian penulis merupakan pembeda dasar antara S1, S2 dan S3. Sebagai catatan, universitas di luar negeri juga menamakan thesis untuk yang mengambil jenjang PhD (S3). Ada juga yang menamakan disertasi. Ini bergantung kepada jenis program S3 yang diambil, apakah full by research, mixed, atau by course. Jika full by research, maka karya ilmiah untuk menyelesaikan S3 (PhD) dinamakan thesis, sebaliknya dinamakan disertasi (dissertation). Di Indonesia, penulis belum menjumpai universitas yang menyelenggarakan program S3 full by research. Ini karena sistem pendidikan tinggi di Indonesia kurikulumnya (mode of study) masih belum menyesuaikan dengan sistem pendidikan tinggi yang ada di Amerika atau Eropa. Sementara Jepang, China, Malaysia, Thailand dan Singapore telah melaksanakan 3 mode studi di atas untuk postgraduates. Oleh karenanya di telinga kita, selalu lah kita dengar istilah 'disertasi' untuk tugas akhir S3.

Sebelum mengkonversi karya ilmiah ke sebuah buku, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu skripsi, tesis atau disertasi tidak bisa langsung mentah-mentah diubah menjadi buku. Pertama, sekiranya skripsi, tesis atau disertasi telah tersedia (repisitory) secara digital (online) atau dapat diakses melalui Google atau search engine lainnya, maka penyusunan dan penulisannya harus dimulai dari awal lagi. Jika tidak, Anda akan dicap sebagai menjiplak karya sendiri (self-flagiator). Dalam konteks plagiarisme ini, ada beberapa jenis plagiarisme yang dapat dituduhkan kepada Anda antara lain parafrasa (mengubah kalimat dari tulisan asli), kata kunci (mengambil kata kunci dari naskah asli), dan struktur gagasan (mencontek gagasan orang lain). Sikap atau mental plagiarisme ini harus dihindari jika Anda ingin eksis di dunia publikasi dalam jangka panjang.
Perlu diketahui juga bahwa mengapa karya ilmiah tidak dapat langsung disadur ke dalam sebuah buku. Buku berorientasi pada aspek pasar (market), dimana pembacanya adalah orang awam. Karya ilmiah Anda yang Anda anggap hebat pun belum tentu langsung layak jual dan oleh karenanya perlu diramu, diracik dan bijaksana dalam menggunakan hal-hal teknis dalam penyajian. Adalah pengalaman penulis sendiri bahwa beberapa judul buku beserta ringkasan eksekutif yang diusulkan ke redaksi penerbit buku adalah tidak diterima oleh penerbit Indonesia karena isinya terlalu teknis dan kemungkinan tidak laku di pasaran. Kemampuan membangun argumentasi, deskripsi yang lebih alami, dan diakhiri dengan kesimpulan merupakan langkah taktis dalam menyusun sebuah buku. Jadi harus dilihat lagi apakah kita hendak menulis buku populer, buku saintifik (hasil riset), buku referensi (akademis), buku fiksi, atau buku resep masakan.
Singkat cerita, tulisan ini tidak akan membahas karya ilmiah yang berupa prosiding atau jurnal untuk dikonversi ke dalam sebuah buku. Pembahasannya akan disajikan dalam ruang tersendiri. Oleh karenanya, berikut ini adalah strategi atau panduan umum yang dapat dipakai dimana skripsi, tesis atau disertasi dapat diubah ke sebuah buku.
1.  Skripsi, tesis atau disertasi mungkin hanya merangkumi 5-7 bab, sedangkan buku bisa mencapai 25 bab atau lebih. Oleh karena itu, karya ilmiah Anda yang 7 bab ini dapat Anda kembangkan menjadi 10 hingga 15 bab. Sebuah buku saintifik juga minimal dengan 100 halaman. Sajikan bab per bab yang ringkas (5 - 10 halaman per bab) dengan mengupas satu permasalahan saja. Pastikan Anda dapat menghubungkan bab demi bab secara halus; koheren, memiliki kecepatan dan berkesinambungan.
2. Susunan materi dalam sebuah buku sudah tidak ada lagi judul bab yang langsung berkaitan dengan tinjauan pustaka, metodologi, analisis dan diskusi, kesimpulan dan saran. Setiap judul bab harusnya memiliki tema kecil, analisa dan pembahasan beserta argumentasinya. Keseluruhan tema kecil ini akan menjadi tema besar seperti yang telah dirancang.
3. Pangkas atau edit bagian-bagian tesis atau disertasi yang tidak diperlukan dalam buku, lalu poleslah dengan bahasa yang mudah difahami. Tidak semua yang ditulis dalam tesis atau disertasi dimasukkan ke dalam buku. Adalah lebih baik jika sesuatu yang panjang dan sukar difahami disajikan dalam bentuk grafik atau tabel. Kita tahu bahwa satu gambar dapat membawa sejuta makna daripada tulisan yang panjang dan bertele-tele, dan ini membuat buku Anda menjadi tidak menarik.
4. Kurangi tinjauan pustaka dalam penulisan sebuah buku termasuk kutipan-kutipan langsung. Adalah lebih baik jika kutipan itu diparafrasa dan ini menjadi lebih mudah dimengerti. Tinjauan pustaka yang panjang (misalnya 30-50 halaman) akan membosankan pembaca. Justru pembaca sebenarnya lebih tertarik jika penelitian Anda dapat memberikan sebuah warna baru dan memancing pertanyaan.
5. Data atau hasil analisa yang disajikan dalam bentuk grafik atau tabel juga tidak bisa langsung di-copy paste ke dalam salah satu bab dalam buku. Data yang sama dalam skripsi, tesis atau disertasi bisa saja digunakan dalam buku yang direncanakan, tetapi penyajian data harus dirombak. Jika dalam tesis berbentuk grafik linear, maka dalam buku bisa diubah menjadi grafik batang (bar) atau disajikan dalam tabel. Alangkah baiknya juga sekiranya ada data baru yang ditambahkan dan ini semakin menguatkan argumen dan buku menjadi lebih berkualitas dan bernilai tinggi. Data-data pendukung analisis dapat saja disajikan dalam lampiran.
6.  Pada akhirnya buku yang Anda bakal terbitkan, seyogyanya mampu menata ulang bahan-bahan yang ada, mempertajam analisa dengan mencari data baru dan memaparkan kesimpulan baru.
7.  Catatan kaki dan referensi biasanya yang relevan dengan apa yang Anda tulis. Pastikan referensi adalah referensi terkini atau paling tidak 5 tahun terakhir untuk menghindari bahwa masalah yang Anda bahas tidak kadaluarsa. Catatan kaki dalam sebuah buku biasanya tidak diperlukan.
8.  Salah satu faktor buku Anda layak dibaca dan laku adalah cara penyajian dan penulisan (gaya penulisan). Jadi hindari penggunaan kata yang sama berulang-ulang, bahasa yang tidak jelas (ambigu), banyak menggunakan jargon (atau istilah-istilah) yang bisa ditafsirkan lain, atau memberi penjelasan yang terlalu rinci dan terlalu teknis.

Bagian-bagian yang perlu Ada dalam Sebuah Buku
1.  Prakata atau Kata Pengantar. Dalam Prakata ini, isinya berkisar latar belakang mengapa buku ini ditulis, manfaat kepada dunia ilmu dan menjelaskan struktur penyajian. Judul buku dan penulisnya tentu Anda sediakan sendiri, sedangkan cover buku biasanya disediakan oleh penerbit. Kemudian Anda juga harus menyediakan daftar isi. Untuk lebih mudahnya, Anda bisa melihat dua contoh buku yang telah diterbitkan oleh penulis melalui link ini.


2. Setelah daftar isi, Anda menyiapkan daftar gambar dan daftar tabel. Kemudian Anda memulai dengan bab pertama berupa pengenalan, lalu disusuli dengan bab tinjauan pustaka yang judulnya langsung menyentuh topik yang dibahas. Tinjauan pustaka ini bisa disajikan dalam beberapa bab asalkan ditulis tidak monoton, dan Anda harus mampu membuat penilaian atau menginterpretasi sambil membandingkan dengan konsep atau penemuan lain sebelumnya.
3. Bab selanjutnya berupa metodologi yang juga Anda dapat sajikan dalam beberapa bab. Bab ini sudah mulai menunjukkan keaslian penelitian Anda. Jika Anda mempunyai 3 metode atau pendekatan dalam riset yang Anda lakukan, maka bisa saja disajikan dalam 3 bab atau lebih.
4. Keaslian penelitian Anda selanjutnya ditunjukkan melalui analisis dan pembahasan mumpuni yang bisa dijadikan dalam beberapa bab tersendiri. Bisa saja Anda menyajikan hasil olahan data di sini, atau pemodelan beserta algoritmanya, atau pengembangan aplikasi baru berupa produk (prototype) atau sistem.
5. Bab paling akhir sebenarnya adalah kesimpulan secara keseluruhan, tetapi Anda tidak secara eksplisit menyatakan dengan judul bab “kesimpulan”. Kesimpulan dari setiap bab (atau berupa rangkuman) juga harus dapat dinyatakan yang letaknya di akhir setiap bab bersangkutan.
6. Selanjutnya adalah indeks. Untuk penyerahan buku ke penerbit, indeks tidak perlu disertakan, tetapi dapat dipersiapkan jika buku Anda diterima atau siap diproduksi.

Demikialah sekilas strategi penulisan buku saintifik berdasarkan kepada karya ilmiah yang dihasilkan berupa skripsi, tesis atau disertasi. Perlu dicatat bahwa tesis atau disertasi mempunyai peluang yang tinggi untuk dipublikasikan menjadi bentuk sebuah buku. Ini disebabkan kedua hasil karya ilmiah ini mempunyai domain analisis yang tinggi, kompleks, orisinil dan berupaya menemukan terobosan atau sesuatu yang baru. Satu hal terpenting lainnya supaya buku Anda diterima oleh penerbit adalah ide Anda harus mempunyai pangsa pasar yang sama dengan penerbit. Jika buku Anda berbicara masalah sekuriti komputer dan Anda mengirimkan naskahnya ke penerbit yang pangsa pasarnya ke masalah politik dan ekonomi, tentu akan salah alamat. Jadi hal-hal teknis seperti ini harus Anda pertimbangkan dengan cerdas. Apa pun produk yang Anda hasilkan seperti karya ilmiah ini, sebenarnya tidak terlepas dari unsur promosi. Dengan kata lain, Anda sebagai mahasiswa atau dosen harus mempromosikan apa jua produk yang Anda telah hasilkan kepada publik. 

Comments

  1. Bila tesisnya kunatitatif, pembahasannya adalah seputar data dan hasil olah data dr aplikasi statistik, apakah bisa dipahami oleh masyarakat umum?

    ReplyDelete
  2. Top 25 casinos in New Jersey - MapyRO
    Find 포항 출장샵 the 안동 출장마사지 best 10 casinos in New Jersey with info on reviews, photos & prices. Play 익산 출장마사지 a variety of table games like 군산 출장안마 blackjack, 경상남도 출장샵 craps, roulette, and more.

    ReplyDelete

Post a Comment